Tuesday, April 28, 2015

Damaskus: Sentra Pengolahan Besi

Damaskus, ibu kota Suriah (Syria) di kenal sebagai salah satu kota pengolahan besi yang sangat hebat.Kualitasnya telah di akui berbagai kalangan. Bahkan, pada masa awal keislaman, besi-besi Damaskus dijadikan sebagai alat utama membuat senjata seperti pedang, tombak, anak panah dan lain sebagainya.

Pada abad 7-8 Masehi, ketika berada di bawah kekuasaan dinasti Umayyah, Damaskus menjadi pusat pembuatan pedang yang sangat terkenal di dalam dunia Islam.Begitu pula pada abad ke 9 hingga 12 Masehi, ketika Damaskus berada di dalam kekuasaan Dinasti Ayyubiyah, kota ini menjadi puat pembuatan pedang yang sangat tersohor.

Selain kuat dan taajam, pedang buatan Damaskus juga sangat berkualitas dengan teksturnya yang indah dan juga menarik.Ketika terjadi perang salib, tentara musuh Islam terperangah melawan tentara Muslim.Sebab, disamping memiliki kuda-kuda perang yang handal, pedang-pedang tentara isalm mampu merobohkan perlawanan tentara musuh dengan sekali tebas.

Saat perang salib itula, peradaban barat mulai mencari teknologi tempa baja yang dikuasai oleh dunia Islam.Tentara perang Salib menyebut baja yang hebat dari Damaskus itu dengan sebutan Damaskus Steel.Teknologi pengolahan besi dan baja Damaskus kesohor karena mampu menempa dan mengeraskan wootz steel menjadi indah dan lentur.

Seni membuat pedang di era kejayaan Islam mendapat perhatian khusus dari peradaban barat.Secara khusus, Robert Hoyland da Brian Gilmore menulis buku bertajuk, Medieval Islamic Swords and Swordmaking.Buku setebal 216 halaman itu mengupas risalah yang ditulis ulama muslim terkemuka pada abad ke-9 M, Ya’kub Ibnu Ishaq Al-Kindi, tentang PEDANG DAN RAGAM JENISNYA.
Al-Kindi menukis secara lengkap tentang teknologi pembuatan pedang.Ia juga mengklasifikasikan beragam jenis baja dan besi untuk membuat pedang.Menurutnya, pedang itu terbuat dari dua jenis besi, yaitu alami (yang ditambang) dan tak alami (buatan).Besi alami, Al-Kindi, terbagi menjadi dua,Shaburqan (besi laki-laki yang sangat keras yang diolah dalam kondisi panas), serta Narmahin (besi perempuan ini adalah besi yang lembek yang tak dapat diolah dalam kondisi panas).

Pada era kejayaan Islam, pedang-pedang yang dibuat para pandai besi di dunia Islam juga ada bahannya yang diimpor dari Sarandip (kini wilayah Srilanka).Sedangkan pedang asli dari dunia Muslim, besi dan bajanya berasal dari Khurasan, Basrah, Damaskus, Mesir dan Kufah.

Ilmuwan muslim lainnya yang menguasai teknologi pembuatan pedang adalah Abu Al-Raihan Al-Biruni (973M-1048M).Secara Khusus, ia menulis kita berjudul, Al-Jamahir fi ma’rifat al-jawahir.Dalam karyanya itu, Al-Biruni menggambarkan proses karbonisasi besi tempa dan pembuatan baja dari besi tuang.

Prof Ahmad Y Al-Hassan dalam tulisannya berjudul, The Origin of Damascus Steel In Arabic Sources, mengungkapkan hampir semua pedang didunia Islam terbuat dari besi Damaskus.Salah satu ciri khas pedang yang berasal dari Damaskus adalah terdapatnya hiasan denga pola hias (firind).
Menurut Al-Kindi, firind dapat ditemukan dalam semua jenis besi buatan.Sedangkan, pedang yang terbuat dari besi alami tak memiliki pola hias atau firind.

No comments:

Post a Comment